SEKILAS SEJARAH RINGKAS ISTANA MERDEKA JAKARTA




Sebagai warga negara Indonesia, mungkin kita sudah tidak
asing lagi mendengar ataupun melihat Istana Merdeka yang terletak di ibu
kota Jakarta. Nah… tahukah kamu sejarah Istana Merdeka?

Istana Merdeka merupakan 1 dari 6 istana kenegaraan yang menjadi
kediaman resmi dan kantor Presiden Indonesia. Istana ini terletak dalam
satu kompleks bersama Istana Negara dan Bina Graha. Posisinya menghadap
ke Taman Monumen Nasional (Monas) Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta.

Berdasarkan catatan sejarah, Istana ini dibangun oleh Pemerintah
Belanda pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, arsiteknya adalah Mr.
Drossares. Rencana pembangunan sebanarnya sudah dimulai sejak tahun
1869, diajukan oleh Gubernur Jenderal Pieter Mijer untuk membangun
sebuah gedung baru yang bertolak belakang dengan rumah van Braam sebagai
kediaman resminya.

Permohonan ini dipenuhi pada 25 Maret 1873, saat pemerintahan
Gubernur Jenderal James Lindon. Keputusan yang dikeluarkan adalah
membangun sebuah istana dekat Hotel Rijswikjk, pada jalan yang menghadap
Koningsplein (Lapangan Monas). Maka dimulailah pembangunan gedung
istana ini di bawah pengawasan arsitek Mr. Drossares. Pembangunan
dilaksanakan oleh Departemen Pekerjaan Umum dengan pemborong "Firma
Prossacra" yang menelan biaya sebesar f 360.000,-.

Selesai tahun 1879 masa Pemerintahan Gubernur Jenderal Johan Willem
van Landsberge dan sebagai tempat perayaan pernikahan Raja Willem II
dengan Puteri Emma Von Waldeck Pyrmont. Sejak itulah istana di
Koningsplein ini menjadi tempat kediaman resmi gubernur jenderal di
samping kediaman resmi lainnya di Buitenzorg (Bogor).

Sebelumnya Istana ini memiliki berbagai nama, selain “Istana
Merdeka”, antara lain: Istana Koningsplein, Istana Gambir, Istana
Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Istana Wakil Tinggi Mahkota Belanda,
Istana Van Mook, Istana Saiko Syikikan, dan terakhir Istana Merdeka.
Sebelum dinamakan Istana Merdeka, gedung ini bernama Istana Gambir atau
Koningsplein Paleis dipakai sebagai "Istana Wakil Tinggi Mahkamah
Belanda". Terletak di Jl. Merdeka Utara.

Setiap tahunnya pada tgl 17 Agustus, halaman depan Istana Merdeka
digunakan sebagai tempat upacara peringatan HUT Kemerdekaan Rl dan
detik-detik Proklamasi berupa Parade Senja. Istana Merdeka juga
digunakan Presiden RI untuk menerima surat-surat kepercayaan para duta
besar asing.

Istana yang berdiri di atas tanah seluas 2.400 meter persegi ini juga
menjadi saksi bisu berbagai peristiwa bersejarah sebelum kemerdekaan
RI, diantaranya:

1. Jenderal de Kock menguraikan rencananya untuk menindas
pemberontakan Pangeran Diponegoro dan merumuskan strateginya dalam
menghadapi Tuanku Imam Bonjol kepada Gubernur Jenderal Baron van der
Capellen.

2. Tempat Gubernur Jenderal Johannes van de Bosch mengumumkan penetapan sistem tanam paksa (cultuurstelsel).

3. Pada tanggal 25 Maret 1947, di gedung ini terjadi penandatanganan
naskah Persetujuan Linggarjati. Pihak Indonesia diwakili oleh Sultan
Sjahrir dan pihak Belanda oleh Dr. Van Mook.

4. Penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia
Serikat oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 27 Desember 1949. Republik
Indonesia Serikat diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan
Kerajaan Belanda diwakili oleh A.H.J Lovink, Wakil Tinggi Mahkota di
Indonesia. Setelah penandatanganan naskah kedaulatan Republik Indonesia
Serikat, bendera merah putih dikibarkan menggantikan bendera Belanda,
bersamaan dengan dinyanyikannya lagu Indonesia Raya dan pekik merdeka
oleh bangsa Indonesia. Sejak saat itu nama Istana Gambir diganti menjadi
Istana Merdeka.


Disadur dari:

- http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1933/Merdeka-lstana
- http://www.presidenri.go.id/istana/index.php/statik/sejarah/merdeka.html


dikutip dari :  http://www.tahukahkamu.org/news.detail.php?id=60&title=Tahukah.kamu.sejarah.Istana.Merdeka?

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SEKILAS SEJARAH RINGKAS ISTANA MERDEKA JAKARTA"